KARAKTERISTIK DURASI MENSTRUASI PADA KASUS OLIGOMENORHEA MAHASISWA STIK BUDI KEMULIAAN TAHUN 2021
DOI:
https://doi.org/10.61633/jkkr.v1i1.5Keywords:
Oligomenorhea, Durasi MenstruasiAbstract
Latar Belakang : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN)
rentang usia remaja adalah 10 – 24 tahun dan belum menikah. ( WHO, 2014).
Menurut WHO (2008) prevalensi oligomenorhea pada wanita sekitar 45%.
Menurut Siegberg tahun 2011 di Indonesia kelainan siklus menstruasi
oligomenorhea menyerang 16,7% remaja (Agnia, 2016).
Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengertahui
karakteristik durasi lamanya waktu menstruasi pada kasus oligomenorhea
mahasiswa STIK Budi Kemuliaan pada Tahun 2021.
Metode Penelitian : Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian
kuantitatif deskriptif, dengan disain (rancangan) cross-sectional study (
potong lintang ).
Sampel Penelitian : Hasil dari 114 responden, sampel dipilih secara
total sampling menggunakan data primer yaitu menggunakan kuesioner
sebagai pedoman wawancara atau google – form dan disebarkan melalui
WhatsApp kepada responden.
Hasil penelitian : Pada periode bulan September sampai Oktober 2021 di
STIK Budi Kemuliaan dengan 114 responden, usia responden sebagian besar
kelompok 20 sampai 21 tahun sebanyak 53%, pola makan responden sebagian
besar kelompok renndah sebanyak 32%, aktivitas dan kebiasaan responden
sebagian besar kelompok ringan sebanyak 38%, program studi responden
sebagian besar kelompok strata satu sebanyak 67,5%, BMI responen sebagian
besar kelompok normal sebanyak 71%, usia pertama kali menstruasi responden
sebagian besar kelompok 10 sampai 14 tahun sebanyak 85%, sosial ekonomi
responden sebagian besar kelompok lebih dari 500 ribu sampai 1 juta sebanyak
44%, tingkat stress responden sebagian besar kelompok rendah dan sedang
sebanyak 30%, sebagian besar responden sebanyak 90% tidak memiliki riwayat
DM orang tua, tingkat pengetahuan responden sebagian besar kelompok rendah
sebanyak 37%, durasi menstruasi responden sebagian besar 3 – 7 hari sebanyak
75%, dan kasus oligomenorea sebagian besar kelompok bukan oligomenorhea
sebanyak 93%.